Senin, 20 Desember 2010

Sanggara Balanda

Menu kali ini adalah cemilan khas sulawesi selatan, biasanya cemilan ini selalu ada di setiap acara-acara besar (perkawinan) di kampung saya di SIDRAP. Sanggara Balanda, entah namanya ini berkaitan dengan negeri Belanda atau tidak.

Kentang Ayam Tumis

Assalamu 'Alaykum.

Pembaca sekalian, sebenarnya saya tidak pintar masak, yang saya tahu hanya masakan standar, dengan bumbu dasar saja. Waktu sebelum menikah, duniaku hanyalah kampus, kamar, kajian (3k), pergi pagi pulang sore, waktu libur hari Ahad pun saya pakai untuk mengerjakan tugas-tugas kuliah, ataw mengikuti kajian-kajian keislaman di kampus, entah sebagai pesertanya saja atau merangkap sebagai panitia acara.

Bermain (Bagian Satu)

“Aduh ..jangan ganggu mama ! mama lagi sibuk masak nih, Nailah main saja sana sama kakak yah, ujar Sarah dengan wajah cemberut. Ia merasa tertanggu dengan kehadiran Nailah di dapur, yang turut mengacak-acak sayuran, (padahal maksudnya baik, mau bantu mama, dan bermain dengannya di dapur), sambil ngoceh, 'Mama lagi apa?' (padahal udah tau mamanya lagi serius masak...), 'masak apa ma? Ini apa? (Sambil mengambil wortel yang berwarna orens, menurutnya sangat menarik). Dan banyak lagi ocehan Nailah, yang membuat mamanya semakin sibuk, (kok sibuk, jawab pertanyaan segitu saja mama sibuk, capek... wah .. wah..).

Minggu, 26 September 2010

Mari Bentengi Rumah Kita

Setiap keluarga muslim pasti mendambakan ketenteraman dan ketenangan dalam rumah yang mereka huni. Setiap kita ingin agar rumah kita sebagaimana ungkapan ”rumahku adalah surgaku”. Bukan karena rumah itu mewah, namun karena semua merasa tentram ketika masuk dan berada di dalamnya.

Lalu, bagaimana menjadikan rumah kita ibarat surga bagi penghuninya? Di antara faktor yang sangat penting adalah menjauhkan dan membentengi rumah dari setan. Mengapa? Ya, karena setan merupakan musuh anak Adam, sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala, artinya : “Sesungguhnya setan itu adalah musuh bagi kalian maka jadikanlah dia sebagai musuh.” (Fathir: 6).

Mujahid Anakku, Syafakallah . . .

Pagi itu sekitar pukul 08.00 pagi, Allah ‘Azza Wa Jalla menampakkan tanda–tanda kekuasaanNya dengan mengaruniakan saya seorang jundi pertama. Saya sangat bersyukur dan bahagia dengan kehadirannya. Saya beri ia nama Mujahid, dengan harapan semoga kelak ia menjadi mujahid sejati yang berjuang membela agama Allah di muka bumi di tengah goncangan fitnah yang kian besar.